Kamis, 22 November 2012

Overland Sumatera Utara II part 2 (end): Medan

Kota Medan adalah kota terbesar di Pulau Sumatera dan kota terbesar ketiga di Indonesia. Selain Bukittinggi, kota yang menjadi ibu kota Provinsi Sumatera Utara ini juga mempunyai julukan Paris van Sumatera. Kota ini merupakan tujuan kedua kami di Sumatera Utara kali ini. Kami tiba di Kota Medan pukul 21.00 WIB setelah setengah hari perjalanan dari Parapat.

Kami menginap di mess kantor perwakilan kami di Medan. Keesokan paginya, kami menghadiri acara akad nikah teman kantor kami. Setelah acara selesai sekitar pukul 12.00 WIB kami sudah sampai di Merdeka Walk (Lapangan Merdeka). Tempat ini merupakan tempat yang harus disambangi jika anda berada di Medan. Tempat ini dikenal sebagai pusat makanan, hiburan, dan tempat nongkrong. Makanan yang tersedia disini pun beraneka ragam, mulai dari Western, Asian, sampai makanan khas Medan pun dijual disini. Tempat ini juga terletak dekat dengan Stasiun Kereta Api Medan. Karena kami kesana pada siang hari, pengunjung pun tidak terlalu ramai karena Merdeka Walk biasanya dipadati pengunjung pada malam hari.

Setelah nongkrong sebentar sambil menikmati siomay kepiting dan es kelapa, kami melanjutkan petualangan kami. Kali ini tujuan kami yaitu menikmati durian di Ucok Durian yang terletak di jalan KH Wahid Hasyim. Dari Merdeka Walk, kami naik bentor menuju jalan KH Wahid Hasyim dengan tarif Rp25.000,00. Durian yang dijual disini ada dua pilihan rasa, yaitu manis dan pahit tergantung selera anda. Kami memesan dua buah durian manis dan satu durian pahit. Tiga buah durian dihargai Rp100.000,00 saja. Rasanya enak dan dagingnya tebal, merupakan salah satu durian terbaik yang pernah saya rasakan.

Plang Ucok Durian

Durian yang dijual di Ucok Durian, ada yang manis dan pahit

Setelah kenyang dengan durian, kami menyetop bentor lagi untuk menuju destinasi selanjutnya. Bentor (singkatan dari becak motor) merupakan alat transportasi umum yang banyak ditemukan di kota ini. Untuk transportasi murah dan fleksibel, bentor menjadi pilihan yang paling tepat jika anda berpetualang di Kota Medan. Destinasi kami selanjutnya yaitu Istana yang juga menjadi ikon Kota Medan, Istana Maimun. Dari Ucok Durian, kami naik bentor dengan tarif Rp15.000,00 dan tiba di depan pintu gerbang Istana Maimun. Bangunan istana peninggalan Kesultanan Deli ini cukup megah dengan mengadopsi gaya Melayu, Eropa, India, dan Arab. Setiap harinya, istana ini dibuka pada pagi hari sampai pukul 17.00 WIB. Terdapat juga performa musik Melayu yang dimainkan di depan istana setiap harinya. Disana, kami mengeksplorasi setiap sudut Istana, ada dua ruangan utama yang ramai dikunjungi wisatawan. Ruangan singgasana dan ruangan raja yang terdapat didalamnya dua buah kursi dan terdapat penyewaan pakaian adat Melayu dan penjual cinderamata. Kita dapat berfoto dengan menggunakan pakaian Melayu dengan biaya sewa Rp20.000,00. Apabila anda ingin berfoto di kursi raja, pria harus duduk di sebelah kanan dan wanita di sebelah kiri.

Istana Maimun

Performa musik melayu di dekat pintu masuk

Kursi raja dan permaisuri

Pengunjung berfoto di dekat singgasana

Dari Istana Maimun, kami jalan kaki sekitar 500 m menuju Masjid Raya Al Mashun (Masjid Raya Medan). Masjid ini juga merupakan ikon Kota Medan. Pada awal pembangunannya, masjid ini terletak satu komplek dengan Istana Maimun. Gaya arsitekturnya khas Timur Tengah, India dan Spanyol. Masjid ini berbentuk segi delapan dan memiliki sayap di empat sisinya.

Masjid Raya Al-Mashun

Setelah berfoto sebentar di Masjid Raya, saatnya menyegarkan diri sejenak. Kami menuju sebuah restoran yang telah ada di Medan sejak 1930an yang terletak di daerah Kesawan, yaitu Tip Top Restaurant. Restoran ini juga terkenal karena pernah tampil di acara Wisata Kuliner-nya Bondan Winarno. Kami kesana dengan menggunakan bentor dengan tarif Rp15.000,00. Disana, kami menikmati sorbet ditemani sepotong cake dan risoles daging. Kami juga memesan minuman sarsaparilla asli Siantar, badak sasi.

Secangkir sorbet dan sebotol sarsaparilla

Interior Restoran

Sekitar pukul 17.00 WIB, kami menuju jalan Si Singamangaraja dengan menggunakan bentor. Tujuan kami yaitu pool bis Lorena yang akan mengantarkan kami kembali ke Pekanbaru.

9 komentar:

  1. kl km bisa bilang andi keren,
    jadi kapan km bisa keren jg, om bambang ?????

    BalasHapus
  2. waah wisata kulinernya tuh menggiurkan hehehe..itu istana bekas kerajaan apa Ndi?

    BalasHapus
  3. wah wah..jeng jeng terus ki
    mantap!!!

    BalasHapus
  4. Kirim durennya ke Solo ndi.

    BalasHapus