Danau Toba merupakan danau vulkanik terbesar di dunia yang terletak di Provinsi Sumatera Utara. Menurut teorinya, Danau Toba terbentuk sekitar 75.000 tahun yang lalu karena letusan gunung berapi super. Bagi saya sendiri, ini adalah kali kedua bagi saya ke Danau Toba.
Petualangan pertama saya ke Danau Toba waktu itu ditempuh dari Medan melalui jalan darat. Pada kesempatan kedua kali ini, saya bersama teman-teman saya menyewa mobil dari Pekanbaru menuju Parapat. Normalnya Pekanbaru-Parapat dapat ditempuh dalam waktu sekitar 13-14 jam, tetapi karena di perjalanan kami sering berhenti, perjalanan ditempuh dalam waktu 18 jam. Kami berangkat dari Pekanbaru pukul 22.00 WIB dan sampai di Parapat pukul 16.00 WIB.
Sesampainya di Parapat, kami langsung mencari penginapan untuk beristirahat setelah perjalanan panjang. Kami mendapatkan penginapan dengan tarif Rp450.000,00 per malam untuk empat kamar. Penginapan tersebut bernama penginapan "Ernest" milik seorang penduduk setempat yang juga memiliki toko cinderamata. Dari atas penginapan tersebut juga kami dapat menikmati pemandangan Danau Toba yang menyegarkan mata.
|
Pemandangan Danau Toba dilihat dari atas penginapan |
Selanjutnya kami berjalan-jalan untuk mencari makanan khas sekaligus cuci mata. Kami berhenti sebentar di sebuah warung untuk menikmati semangkuk bakso ayam dan secangkir kopi
sidikalang. Setelah itu kami menyewa
boat untuk mengantarkan kami melihat
batu gantung yang terletak di tebing di tepi danau toba. Harga sewa
boat yaitu Rp300.000,00 untuk 25 menit perjalanan. Sayangnya kami tidak dijelaskan mengenai legenda batu gantung tersebut tetapi hanya diantarkan untuk melihatnya saja, sehingga perjalanan terasa kurang menarik bagi saya.
|
Mercusuar di tepi danau |
|
Batu Gantung |
Karena pada hari itu bertepatan dengan Festival Tor-Tor Sumatera Utara 2012, malamnya saya menyempatkan melihat festival tersebut. Udara di Parapat cukup dingin pada malam itu, sehingga saya menghangatkan diri dengan segelas bandrek susu sambil menyaksikan festival yang diadakan setahun sekali tersebut.
|
Festival Tor-Tor Sumatera Utara 2012 |
Keesokan harinya, kami berangkat menuju Pulau Samosir tepatnya daerah
Tomok dari pelabuhan penyeberangan di Tigaraja pukul 07.00 WIB. Perjalanan ditempuh sekitar 40 menit dengan tarif Rp5.000,00 sekali jalan. Kapal Tigaraja-Tomok berangkat setiap jam dari pagi hingga sore hari. Sesampainya di Tomok, kami bertemu lagi dengan
guide yang pernah memandu kami di Tomok sewaktu saya pertama kali kesana. Di Tomok, kami diceritakan mengenai sejarah Batak dan legenda raja-raja Sidabutar yang pernah memerintah disana sambil mengunjungi museum dan makam raja-raja tersebut. Untuk masuk ke komplek makam raja-raja Sidabutar diharuskan mengenakan ulos. Bagi yang sudah menikah, ulos dikenakan di sebelah kanan, dan sebaliknya bagi yang belum menikah, ulos dikenakan disebelah kiri.
|
Makam Raja Sidabutar II |
|
Museum Batak |
Dari Tomok, kami menyewa sepeda motor dengan harga sewa Rp25.000,00 per jam untuk satu motor. Kami menuju desa
Ambarita yang tak jauh dari Tomok. Di desa ini terdapat meja batu tempat persidangan orang-orang yang melanggar adat. Disana juga terdapat tempat eksekusi bagi orang yang terbukti bersalah melanggar ketentuan adat pada masa itu. Selama perjalanan Tomok-Ambarita, kami disuguhi pemandangan yang indah di kanan-kiri jalan, sehingga perjalanan pun tidak membosankan. Untuk masuk ke kawasan wisata di Ambarita, diharuskan membayar karcis masuk sebesar Rp3.000,00 per orang. Disana kami melihat
Rumah Bolon dan meja bundar dari batu dikelilingi dengan kursi batu dan dua buah patung yang sedang duduk. Untuk mengerti mengenai proses persidangan dan eksekusi masyarakat Batak pada zaman dahulu, kami "menumpang"
tour yang ditujukan untuk serombongan turis Malaysia.
|
Naik motor sekeluarga menuju Ambarita |
|
Pemandangan bukit di sepanjang jalan menuju Ambarita |
|
Meja bundar tempat persidangan |
|
Peragaan eksekusi |
Dalam perjalanan kembali dari Ambarita menuju Tomok, kami mampir sebentar di sebuah tempat dimana kami dapat melihat panorama Danau Toba yang sangat indah. Dari situ kami dapat melihat luasnya danau dengan airnya yang tenang membuat mata ini sejuk memandangnya.
|
Panorama Danau Toba |
|
Gerbang menuju Desa Wisata Tuktuk |
Setelah puas berfoto, kami kembali lagi menuju Parapat dari Tomok dengan menggunakan kapal pukul 11.10 WIB. Kami langsung melanjutkan perjalanan menuju Kota
Medan karena keesokan harinya kami harus menghadiri pesta pernikahan salah satu teman kami yang tinggal disana.
Lihat patung si gale2 nggak Ndix?
BalasHapusliat frank..
Hapustpi cma liat aja sih