Minggu, 01 Desember 2013

One Weekend in Lombok part 1: Mainstream

Sekitar pukul 15.00 WITA, Garuda Indonesia yang saya naiki pun tiba di Bandara Internasional Lombok. Saya, bersama seorang teman saya, kemudian memesan taksi untuk menuju ke kota Mataram sesegera setelah kami keluar pintu kedatangan. Kami menuju ke kantor TRAC untuk menyewa mobil agar lebih leluasa mengitari Lombok. Dengan biaya Rp950.000,00, kami mendapatkan mobil Toyota Avanza untuk dua hari penuh. Kami pun segera menuju SPBU terdekat untuk memenuhi tangki bahan bakar.

Setelah bahan bakar terisi penuh, kami menuju ke arah timur kota Mataram tepatnya di Kecamatan Narmada. Di kecamatan ini terdapat sebuah taman yang dibangun oleh Raja Mataram Lombok pada tahun 1727. Taman Narmada, yang luasnya sekitar 2 hektare ini dahulu berfungsi sebagai tempat upacara dan tempat istirahat keluarga raja. Di taman ini terdapat air suci yang diyakini dapat membuat awet muda.

Warga setempat memancing di taman

Pura di Taman Narmada

Kolam renang dan danau

Taman ini relatif sepi jika dibandingkan tempat wisata lainnya di Lombok. Tanpa berlama-lama di Taman Narmada, kami pun segera beranjak dari tempat tersebut. Kami kembali ke kota Mataram tetapi kali ini melewati rute yang berbeda. Kami melewati Pura Suranadi dan Pura Lingsar yang konon katanya juga memiliki mata air suci yang mengalir menuju taman Narmada. Hari sudah mulai gelap ketika kami memasuki kota Mataram. Kami pun segera mencari hotel untuk bermalam. Dari berbagai pilihan penginapan di kota Mataram, kami memilih Narmada Convention Hall yang terletak di Jalan Majapahit. Hotel yang masih satu grup dengan Hotel Sapadia tersebut memiliki tarif Rp399.000,00 per malam. Malam harinya, kami berkeliling kota Mataram dan tak lupa mencicipi kuliner khas Lombok yaitu Ayam Taliwang yang banyak ditemui di daerah Cakra.

Ayam Taliwang lengkap dengan sambal pelecing

Keesokan paginya, setelah cek out hotel, kami pun segera menuju Pelabuhan Bangsal untuk menyeberang ke Gili Trawangan. Perjalanan ditempuh dalam waktu sekitar 1,5 jam dari hotel. Sebenarnya perjalanan ke Bangsal dari Mataram dapat ditempuh dalam waktu satu jam saja, tetapi karena kami keseringan berhenti untuk berfoto di pinggir jalan, maka perjalanan pun jadi lebih lama.

Pemandangan pantai di pinggir jalan

Sesampainya di Bangsal, kami pun langsung memesan tiket menuju Gili Trawangan dan tanpa menunggu lama kapal yang akan mengangkut kami pun telah siap berangkat. Tidak sampai satu jam perjalanan, kami pun sampai di Gili Trawangan. Banyak turis asing di pulau ini. Kesan pertama saya, pulau ini justru lebih ramai dibandingkan dengan kota Mataram. Sebelum mengelilingi pulau, kami mampir sejenak di sebuah kafe. Sambil menikmati coklat panas dan telur setengah matang, saya memperhatikan penduduk lokal dan turis-turis. Kebanyakan penduduk setempat fasih berbahasa Inggris dengan logat yang khas. Tetapi sayangnya masih ada penduduk lokal yang malah "mengerjai" turis asing. Ada seorang turis asing bertanya arah kepada penduduk lokal, tetapi penduduk lokal tersebut malah memberi arah yang sesat sehingga turis tersebut tambah bingung.

Kapal berlabuh di Gili Trawangan

Turis asing meramaikan jalan di Gili Trawangan

Pasangan turis asal Jepang
Saya dan teman saya pun menyewa sepeda untuk berkeliling pulau. Biaya sewa yaitu sebesar Rp25.000,00 per jam untuk sepeda tandem. Kami pun bersepeda keliling pulau sambil sesekali turun dari sepeda untuk berfoto. Setelah lelah bersepeda, kami pun beristirahat sambil melihat indahnya pemandangan laut. Sekitar pukul 15.00 WITA, kami pun kembali lagi ke pulau Lombok. Sambil kembali ke kota Mataram, kami sempatkan dulu mampir di Pantai Senggigi yang sangat populer.

Pantai di Gili Trawangan

Turis asing sedang bersepeda

Pantai Senggigi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar