Pagi itu, setelah mandi di kantor Hat Yai Inter Top Tours, kami bersiap untuk menjelajahi kota Hat Yai. Arsae, si pemilik kantor pun menawarkan kami
custom tour seharian menggunakan
tut tut seharga 1300 baht untuk tiga orang. Kami pun setuju dan sudah menentukan berbagai destinasi yang akan kami kunjungi. Sayangnya pengemudi tut tut tidak bisa berbahasa lain selain bahasa Thai. Arsae pun menyuruh anaknya, Azmi, yang baru berusia 10 tahun tetapi sudah pandai berbahasa Melayu dan Thai untuk ikut kami sebagai
guide.
Tujuan pertama kami yaitu Wat Hat Yai Nai yang merupakan kuil Buddha terpenting di Hat Yai. Di kuil ini terdapat patung Reclining Buddha terbesar ketiga di dunia sepanjang 35 meter. Di komplek kuil ini juga terdapat antara lain, krematorium, sekolah, dan lain-lain.
|
Berfoto bersama tut tut |
|
Wat Hat Yai Nai |
|
Reclining Buddha |
Puas berfoto di Wat Hat Yai Nai, kami pun menuju destinasi berikutnya yaitu Hat Yai Municipal Park. Terletak sekitar 6 km di sebelah timur kota Hat Yai, taman ini berisi patung-patung dan planetarium. Biaya untuk masuk ke taman ini gratis alias tidak dipungut biaya. Patung yang pertama kami kunjungi adalah Patung Dewi Kuan Yin berwarna putih. Tepat di bawah patung tersebut, terdapat sebuah kuil untuk menghormati Dewi Kuan Yin. Tak jauh dari patung Kuan Yin, terdapat juga sebuah patung Budai atau Laughing Buddha. Untuk menuju ke patung Budai, kami harus melewati sebuah gerbang yang menyerupai mulut naga.
|
Patung Dewi Kuan Yin |
|
Pemandangan kota Hat Yai dari patung Kuan Yin |
|
Interior Kuil Kuan Yin |
|
Patung Budai |
Setelah itu kami kembali lagi naik tut tut untuk menuju patung selanjutnya. Patung Phra Buddha Mongkol Maharaj setinggi 20 meter yang mungkin merupakan patung tertinggi di Hat Yai Park. Patung yang terletak di dekat Cable Car Station ini berdiri tegak menghadap ke kota Hat Yai. Setelah berfoto bersama patung tertinggi tersebut, kami naik Cable Car dengan tarif 200 baht per orang bolak balik untuk menuju ke Brahman Shrine/Elephant Temple. Di sisi lain taman yang bisa dijangkau menggunakan Cable Car tersebut terdapat sebuah kuil Hindu dan patung gajah berkepala tiga.
|
Phra Buddha Mongkol Maharaj |
|
Bersama Azmi naik Cable Car |
|
Brahman Shrine |
|
Patung gajah berkepala tiga |
Jam di tangan kanan saya sudah menunjukkan angka 14.30. Karena sudah melewati waktu makan siang kami pun segera kembali ke kota Hat Yai untuk mencari tempat sholat dan makan siang. Setelah dari masjid, Azmi malah membawa kami ke sebuah pasar. Ternyata di atas pasar tersebut terdapat
food court yang menjual berbagai macam makanan.
Food court tersebut dibagi dua bagian, satu bagian untuk makanan halal dan bagian lain untuk makanan non halal. Setelah makan siang, kami pun menuju ke pasar apung untuk membeli oleh-oleh.
Khlong Hae Floating Market, nama pasar apung tersebut, baru saja buka sewaktu kami sampai disana. Pasar apung tersebut buka pada hari Jum'at sampai Minggu pada pukul 15.00 sampai 21.00. Kalau menurut saya, pasar apung tersebut tidak seperti pasar apung di
Cai Be ataupun Damnoen Saduak. Tetapi hanya beberapa perahu penjual yang merapat di pinggir sungai. Penjual yang di perahu hanya menjual makanan ringan dan minuman saja. Sedangkan sayuran, daging, dan suvenir dijual di lapak di dalam pasar.
|
Kerabu Seafood sebagai menu makan siang |
|
Khlong Hae Floating Market |
|
Penjual makanan ringan di perahu |
|
Transaksi menggunakan tongkat yang ujungnya diberi baki |
Sorenya kami langsung kembali ke kantor Hat Yai Inter Top Tours karena bus yang membawa kami ke Malaysia berangkat pukul 19.00.
Hohoho.. seafoodnya kayaknya enaakk
BalasHapusasem campur pedes gtu rasanya...
Hapus