Kamis, 10 Januari 2013

Escape to Jogja part 3: Bad Day Jogja

Itinerary kami untuk hari kedua di Jogja sudah disusun dengan rapi. Mengunjungi Candi Borobudur, makan gudeg di Jln. Wijilan, mengunjungi Kraton, berbelanja di Dagadu dan Malioboro, dan lain-lain. Pukul 09.00 WIB setelah sarapan, kami langsung memacu sepeda motor kami menuju Candi Borobudur di Magelang. Perjalanan ke Borobudur ditempuh sekitar satu jam dari Kota Yogyakarta.

Tidak ada tempat parkir untuk sepeda motor di kawasan candi. Hanya ada tempat parkir khusus kendaraan roda empat dan bus. Kami parkir di sekitar kawasan candi dimana banyak penduduk setempat menawarkan jasa parkir sepeda motor dengan tarif parkir yaitu Rp2.000.00 per motor. Kami berjalan menuju pintu gerbang masuk candi kemudian membayar Rp30.000,00 untuk biaya retribusi masuk ke kawasan candi. Dari pintu masuk ke candi kami harus berjalan kaki sekitar 500 m. Disana juga terdapat manusia patung yang menawarkan jasa berfoto bersama. Karena bertepatan dengan hari libur anak sekolah, candi pun dipadati oleh pengunjung. Kami harus berdesak-desakan untuk menuju ke puncak candi. Meskipun capek karena telah berjalan jauh, ditambah dengan accumulated fatigue dari hari sebelumnya, kami tetap semangat mendaki hingga ke puncak candi.

Berfoto bersama manusia patung

Pengunjung memadati candi


Pemandangan salah satu tingkat candi borobudur

Patung di dalam stupa yang terbuka

Stupa terbesar di puncak candi

Setelah beristirahat sejenak sambil berfoto di atas candi, kami segera turun untuk melanjutkan perjalanan. Tiga kilometer dari Candi Borobudur, searah dengan jalan pulang kami menuju Jogja, terapat juga candi Budha yang lebih tua dari Candi Borobudur. Candi Mendut yang juga didirikan oleh Dinasti Syailendra ini berbentu persegi empat dan mempunyai pintu masuk di atasnya. Karena sudah mulai kelelahan, kami hanya sempat berfoto di luar komplek candi tanpa masuk ke dalamnya.

Candi Mendut

Matahari sudah sampai di puncaknya ketika sampai di Kota Yogyakarta. Kami langsung menuju Jalan Wijilan dimana pusat kuliner gudeg khas Yogyakarta berada. Warung gudeg berjejeran di sepanjang Jalan Wijilan. Jalan Wijilan atau terkenal dengan Sentra Gudeg Wijilan terletak di sebelah timur Alun-Alun Utara Kota Yogyakarta. Kami langsung menuju warung gudeg Yu Djum yang katanya paling terkenal manis di Yogyakarta. Sayangnya persediaan gudeg di warung tersebut sudah habis. Kami pun segera menuju warung gudeg Bu Slamet yang tak kalah enaknya. Saya pun segera memesan gudeg telur suwir tahu dan es sarsaparilla dengan harga kurang dari Rp20.000,00. Nikmat sekali rasanya makan gudeg setelah mengendarai sepeda motor sejauh kurang lebih 40 km. Mungkin bagi orang luar Jawa yang biasa memakan makanan pedas dan bersantan, gudeg bukanlah makanan yang cocok bagi lidah karena rasanya yang manis.

Warung gudeg berjejeran di sepanjang jalan

Gudeg dan kelengkapannya dipajang di depan warung

Seporsi nasi gudeg dan sebotol sarsaparilla

Energi mulai kembali ke tubuh, kami pun segera melanjutkan perjalanan ke destinasi selanjutnya. Di tengah jalan, langit pun mulai menunjukkan tanda-tanda akan hujan. Kami segera mempercepat laju sepeda motor kami. Tapi sudah terlambat, hujan deras disertai angin sudah membuat kami basah. Kami pun segera berteduh menunggu hujan reda. Semakin lama, hujan malah semakin deras hingga menyebabkan banjir di beberapa titik. Kami pun segera menyusun rencana darurat yaitu mengunjungi Plaza Ambarrukmo, pusat perbelanjaan terbesar di Yogyakarta. Motor kami kembalikan ke pemiliknya dan perjalanan kami lanjutkan dengan menggunakan Trans Jogja. Plaza Ambarrukmo (Ambarrukmo Plaza/Amplaz) terletak di jalan menuju Candi Prambanan, sekitar 20 menit dari Kota Yogyakarta. Di sampingnya persis berdiri dengan megahnya Royal Ambarrukmo Hotel. Outlet dagadu pun terdapat disini, kami membeli beberapa suvenir dagadu asli seperti t-shirt dan gantungan kunci kemudian menonton film di Cineplex 21.

Interior Plaza Ambarrukmo

Cineplex 21 Plaza Ambarrukmo yang selalu ramai oleh pengunjung

Malam harinya setelah hujan reda, kami kembali ke tempat tinggal teman kami untuk beristirahat memulihkan tenaga karena keesokan harinya kami akan menuju pantai-pantai di tempat terjauh di Provinsi D. I. Yogyakarta.
(bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar