Batam adalah salah satu kota yang terletak di Provinsi Kepulauan Riau yang merupakan salah satu pusat ekonomi di Indonesia. Lokasinya yang strategis membuat perekonomian di kota ini berkembang pesat. Kota ini terletak di pulau yang bernama sama dengan kota tersebut dan terletak persis di sebelah selatan Singapura. Banyak orang yang mengunjungi Singapura melalui Batam, termasuk saya.
Saya berangkat dari Pekanbaru pukul 10.40 WIB menggunakan pesawat Wings Air dan tiba pukul 11.40 WIB. Di Bandara, saya langsung membeli tiket ferry Sindo untuk ke Singapura seharga S$16.00. Meskipun masih di Indonesia, tetapi Dollar Singapura sudah berlaku disini. Karena hari itu hari Jum'at, saya pun langsung menuju Masjid Raya Batam yang terletak di Batam Centre untuk melaksanakan Sholat Jum'at. Perjalanan ditempuh sekitar 30 menit menggunakan taksi dari Bandar Udara Hang Nadim. Masjid ini dari kejauhan terlihat seperti piramida yang berwarna hijau dengan menara yang menjulang tinggi di sebelahnya.
Setelah Sholat Jum'at, saya kemudian menuju Megamall Batam Centre yang terhubung dengan Pelabuhan Batam Centre. Saya makan siang di salah satu fastfood di Megamall. Setelah makan siang, saya kemudian check in di counter Sindo di Pelabuhan Batam Centre. Siapkan juga uang sebesar S$7.00 untuk biaya seaport tax ketika check in. Saya memilih keberangkatan keesokan paginya pada pukul 06.00 WIB karena saya ingin bermalam dulu di kota ini.
Tujuan saya selanjutnya yaitu Nagoya Hill yang terletak di daerah Nagoya. Nagoya Hill merupakan pusat perbelanjaan terbesar dan terlengkap di Kota Batam. Kalau Batam Centre merupakan pusat pemerintahan Kota Batam, maka Nagoya merupakan pusat ekonomi kota ini. Saya menghabiskan waktu di Nagoya Hill sampai senja tiba. Kemudian saya melanjutkan perjalanan ke daerah Sungai Panas untuk mengunjungi salah seorang teman saya yang tinggal di Batam.
Setelah beristirahat sejenak, saya bersama teman saya menuju Nagoya untuk makan malam dengan kuliner khas Batam, Sup ikan. Restoran sup ikan yang terkenal enak yaitu Sup Ikan Yong Kee yang terletak di Nagoya City Center. Semangkuk sup ikan dan nasi hangat dilengkapi dengan jus sirsak menjadi pilihan saya pada malam itu. Dan pilihan saya tersebut memang tidak salah. Kuah sup yang segar dan daging ikan yang lembut berpadu dengan sayur-sayuran membuat saya ingin nambah lagi.
Tak lengkap rasanya mengunjungi Batam tanpa membawa sesuatu. Kalau Jogja punya Dagadu dan Bali punya Joger, maka Batam punya KaBe. KaBe dijual di Sentral Kaos Batam di Jalan Engku Putri. KaBe atau Kaos Batam juga memiliki kata-kata yang unik tertulis di kaos, tak kalah dengan Dagadu atau Joger. Harganya yang relatif murah menjadikan kaos ini sangat cocok dijadikan oleh-oleh.
Setelah itu, saya kembali ke tempat tinggal teman saya untuk beristirahat karena besok pagi-pagi sekali saya harus mengejar ferry yang akan mengantar saya ke Singapura.
Masjid Raya Batam |
Setelah Sholat Jum'at, saya kemudian menuju Megamall Batam Centre yang terhubung dengan Pelabuhan Batam Centre. Saya makan siang di salah satu fastfood di Megamall. Setelah makan siang, saya kemudian check in di counter Sindo di Pelabuhan Batam Centre. Siapkan juga uang sebesar S$7.00 untuk biaya seaport tax ketika check in. Saya memilih keberangkatan keesokan paginya pada pukul 06.00 WIB karena saya ingin bermalam dulu di kota ini.
Tujuan saya selanjutnya yaitu Nagoya Hill yang terletak di daerah Nagoya. Nagoya Hill merupakan pusat perbelanjaan terbesar dan terlengkap di Kota Batam. Kalau Batam Centre merupakan pusat pemerintahan Kota Batam, maka Nagoya merupakan pusat ekonomi kota ini. Saya menghabiskan waktu di Nagoya Hill sampai senja tiba. Kemudian saya melanjutkan perjalanan ke daerah Sungai Panas untuk mengunjungi salah seorang teman saya yang tinggal di Batam.
Setelah beristirahat sejenak, saya bersama teman saya menuju Nagoya untuk makan malam dengan kuliner khas Batam, Sup ikan. Restoran sup ikan yang terkenal enak yaitu Sup Ikan Yong Kee yang terletak di Nagoya City Center. Semangkuk sup ikan dan nasi hangat dilengkapi dengan jus sirsak menjadi pilihan saya pada malam itu. Dan pilihan saya tersebut memang tidak salah. Kuah sup yang segar dan daging ikan yang lembut berpadu dengan sayur-sayuran membuat saya ingin nambah lagi.
Semangkuk sup ikan dan nasi |
Tak lengkap rasanya mengunjungi Batam tanpa membawa sesuatu. Kalau Jogja punya Dagadu dan Bali punya Joger, maka Batam punya KaBe. KaBe dijual di Sentral Kaos Batam di Jalan Engku Putri. KaBe atau Kaos Batam juga memiliki kata-kata yang unik tertulis di kaos, tak kalah dengan Dagadu atau Joger. Harganya yang relatif murah menjadikan kaos ini sangat cocok dijadikan oleh-oleh.
Setelah itu, saya kembali ke tempat tinggal teman saya untuk beristirahat karena besok pagi-pagi sekali saya harus mengejar ferry yang akan mengantar saya ke Singapura.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar