Minggu, 14 Juli 2013

Jalan-Jalan Sambil Tugas: Selatpanjang

Selatpanjang (Bahasa Cina: shílèbānràng) merupakan ibukota Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, Indonesia. Kota ini terletak di bagian pesisir utara Pulau Tebing Tinggi dan juga merupakan ibukota dari Kecamatan Tebing Tinggi. Kota Selatpanjang juga mendapat julukan Kota Sagu karena merupakan penghasil sagu terbesar di Indonesia.

Untuk menuju ke kota ini, anda dapat menggunakan kapal dari Batam, Tanjung Balai Karimun, Bengkalis, Dumai, Pekanbaru (via Tanjung Buton), dan Batu Pahat, Malaysia. Sedangkan untuk transportasi dalam kota, becak motor banyak ditemui di sepanjang jalan di Selatpanjang. Anda dapat berkeliling kota menggunakan becak motor dengan tarif antara Rp10.000,00 sampai Rp20.000,00 untuk melihat-lihat kota yang juga merupakan salah satu kota tersibuk di Riau. Jika anda tidak suka keramaian, anda dapat menikmati pantai di pinggiran kota di daerah Alai atau Dorak.

Kota Selatpanjang

Senja di Dorak

Suku Melayu dan Tionghoa memiliki populasi yang sangat dominan di Selatpanjang. Banyak vihara yang tersebar di penjuru kota. Vihara yang terbesar dan tertua adalah Vihara Sejahtera Sakti atau Kelenteng Hoo Ann Kiong yang terletak di jalan Jenderal Ahmad Yani dan juga merupakan vihara tertua di Riau. Perayaan tahun baru imlek di Selatpanjang dipusatkan di vihara ini. Apabila anda menuju Selatpanjang dari arah Tanjung Buton atau Bengkalis, anda dapat melihat kemegahan vihara ini dari laut.

Vihara Sejahtera Sakti. Foto diambil dari Wikipedia.

Selatpanjang juga terkenal akan kulinernya. Makanan khas yang paling terkenal adalah mi sagu yang banyak ditemui di warung-warung di Selatpanjang. Mi sagu juga terkenal sampai ke negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Ciri khas mi sagu Selatpanjang terletak pada adanya tambahan ikan teri, tauge, dan potongan daun kucai. Sensasi lain dari mi sagu adalah kekenyalannya yang berbeda dengan mi dari bahan terigu atau yang lainnya. Selain mi sagu, Selatpanjang juga terkenal dengan masakan lobster lumpur atau masyarakat Selatpanjang biasa menyebutnya rama-rama. Bentuknya seperti lobster tetapi dengan ukuran yang lebih kecil. Cara memasaknya biasanya sama seperti memasak kepiting, bisa dimasak dengan lada hitam atau saus. Selain dagingnya yang lembut, rama-rama juga kaya akan gizi.

Mi sagu Selatpanjang

Rama-rama lada hitam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar