Pagi buta sebelum subuh, kami sudah bersiap-siap menuju Angkor Wat sekali lagi. Kali ini untuk memburu
sunrise di sana yang katanya sangat indah dan terkenal. Jam 4 pagi Pak kumis sudah
stand by di depan hotel. Ternyata banyak juga tamu hotel yang berencana melihat matahari terbit pagi itu. Tanpa menunggu lagi, kami pun segera beranjak menuju Angkor. Sesampainya disana, kami segera mencari tempat untuk sholat subuh. Karena tidak ada musholla apalagi masjid, kami pun sholat di depan pintu gerbang Angkor Wat. Setelah sholat kami segera masuk ke Angkor Wat untuk mencari tempat yang cocok menyaksikan matahari terbit. Sayangnya spot yang sesuai sudah dipadati pengunjung, sehingga kami mencari tempat di sela-sela kerumunan pengunjung.
|
Keramaian para pengunjung menunggu matahari terbit |
Lama menunggu, matahari yang ditunggu belum muncul juga. Karena memang awan cukup tebal menutupi cakrawala pada saat itu. Meskipun sedikit kecewa, kami kembali lagi ke hotel dengan perasaan puas karena sudah merasakan pagi-pagi buta di Angkor Wat. Setelah mandi pagi dan sarapan, sekitar pukul 9 pagi kami bersiap untuk beranjak lagi menuju ke Danau Tonle Sap yang merupakan danau terluas di Asia Tenggara.
|
Angkor Wat di pagi hari |
Dengan luas sekitar 2.700 km persegi, danau ini lebih besar dari dua kali lipat
Danau Toba. Tetapi pada musim hujan, luas danau ini meningkat hampir enam kali lipat menjadi 16.000 km persegi. Setelah menempuh perjalanan sekitar setengah jam, kami sampai di
boat station di tepi sungai Tonle Sap. Kami membeli tiket untuk tur ke desa terapung di atas danau. Bun Thuy,
guide kami di tur tersebut, menjelaskan kepada kami mengenai Danau Tonle Sap dan juga desa terapung di danau tersebut. Konon rumah-rumah di desa tersebut dapat berpindah-pindah menyesuaikan dengan musimnya. Pada saat Bun Thuy sedang memberikan penjelasan, datanglah seorang ibu dan seorang anak mendekati perahu yang kami naiki. Sambil menunjukkan ular yang dia pegang, ibu tersebut berbicara bahasa yang tidak saya mengerti. Bun Thuy menjelaskan kalau ibu tersebut meminta uang kepada para turis dan kami sebaiknya tidak menghiraukannya. Tak lama kemudian ibu tersebut menjauhi perahu yang kami naiki.
wah keren nih blognya nyeritain perjalanannya cukup detail dan informatif.. lg blog walking dari blog directory celoteh backpacker di fb hehe.
BalasHapussalam kenal
www.shu-travelographer.com
Iyaa.. makasih yaa...
Hapus